Kamis, 07 April 2016

Taman Baluran

Taman Baluran

Banyuwangi, Indonesia

Taman Nasional Baluran

Introduksi

Mau liburan ke padang savana nan luas dengan pemandangan hewan-hewan yang berlarian di alam bebas? Tak perlu jauh-jauh datang ke Afrika, karena di Indonesia juga ada, yaitu Taman Nasional Baluran. Lokasinya berada di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur atau sebelah utara Banyuwangi.
Berlibur di sini seperti berlibur di Afrika, karena bentangan alamnya mirip dengan padang savana yang ada di Afrika sana. Kawasan Taman Nasional Baluran ini berbatasan langsung dengan Selat Madura di sebelah utara dan Selat Bali di sebelah timur. Di tengah kawasan ini terdapat Gunung Baluran, sebuah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.
Taman Nasional Baluran sendiri merupakan ekosistem hutan kering di Pulau Jawa, terdiri dari beberapa tipe vegetasi padang savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Taman Nasional Baluran dihuni oleh aneka macam flora dan fauna. Terdapat sekitar 444 jenis flora asli taman nasional seperti widoro bukol. Untuk faunanya terdapat kurang lebih sekitar 26 jenis mamalia seperti banteng, kerbau liar, rusa dan lain-lain. Serta terdapat sekitar 155 jenis burung langka seperti burung walet ekor jarum, burung merak dan lain sebagainya.
Taman Nasional Baluran merupakan spot yang sangat menarik bagi para pecinta fotografi, waktu yang cocok untuk berkunjung ke tempat ini adalah musim kemarau yakni antara bulan Juni hingga Agustus. Pada bulan-bulan tersebut air di hutan akan kering dan rumput berwarna kuning. Nah, pada musim kering ini satwa-satwa di hutan akan keluar menuju padang savana karena pihak pengelola Taman Nasional akan menyediakan air dan kubangan.
Jangan membayangkan suasana di sini seperti taman safari, meskipun hewan di sini dan taman safari sama-sama bebas dan lepas tapi karakternya sangat berbeda. Jika di Taman safari kumpulan hewan akan mendekat bila mencium bau makanan, maka di Taman Nasional Baluran hewan-hewannya sangat pemalu. Jika melihat manusia atau mobil yang lewat, hewan akan bersembunyi. Untuk itu sebelum masuk ke areh taman nasional, dengarkan terlebih dahulu penjelasan dari Pihak Taman Nasional Baluran. Sebaiknya mulai perjalanan di pagi hari sekitar pukul 04.00 WIB, karena selain bisa menikmati pemandangan matahari terbit, pada jam tersebut banyak satwa yang memperlihatkan diri

Pantai Plengkung Banyuwangi

 Pantai Plengkung Banyuwangi

Dahsyatnya ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi membuatnya masuk ke dalam jajaran “The Seven Giant Waves Wonder” sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Ketinggian ombak dapat mencapai hingga 4-6 meter dengan formasi 7 gulungan gelombang bersusun. Formasi ini dapat mencapai panjang sejauh 2 kilometer. Inilah sebab mengapa para peselancar profesional memiliki ketertarikan tinggi untuk menaklukkan ombak Pantai Plengkung.
Gulungan ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi
Gulungan ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi
Pantai ini dikenal sebagai salah satu tempat surfing terbaik bermula dari kisah ekspedisi para peselancar asing yang “menemukan” pantai Plengkung sebagai salah satu tempat berselancar. Pada tahun 1972, terdapat 8 kelompok peselancar melakukan ekspedisi menuju kawasan Plengkung. Ekspedisi ini selanjutnya dibagi ke dalam dua rute perjalanan, yakni melewati jalur darat dan jalur laut.
Tiga kelompok menggunakan boat dan lima kelompok lainnya menggunakan jalur darat. Perjalanan kelompok ekspedisi yang menggunakan jalur darat membawa mereka sampai ke Desa Grajagan. Dari desa ini mereka menyusuri pantai sekitar 20 kilometer untuk mencapai Plengkung. Sementara perjuangan kelompok jalur laut mencapai Plengkung lebih keras. Mereka sampai menghadapi kekurangan air bersih, namun pada akhirnya mendarat di Pantai Plengkung. Di sinilah mereka mendirikan camp untuk meninjau kelayakan Pantai Plengkung sebagai tempat surfing.
Baca juga: Inilah 10 Wisata Pantai di Jawa Timur Paling Populer
Pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi
Pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi
Pantai Plengkung memiliki ombak yang selalu ada terus-menerus di sepanjang tahun. Di bulan April – Agustus, ombak lautnya mencapai puncak tertinggi. Tidak aneh jika Pantai Plengkung telah lima kali dijadikan sebagai tempat kegiatan surfing berskala Internasional.
Ada empat tipe ombak di Pantai Plengkung. Para peselancar menyebut ombak paling kecil dengan istilah “chickens”, lalu “speedies”, dan “monkey trees”. Ombak terbesar dinamai dengan “kongs”.
Surfing di Pantai Plengkung
Surfing di Pantai Plengkung
Ombak paling besar biasanya muncul di bulan Juni, Juli, serta November. Dalam rentang waktu tersebut, ketinggian ombak dapat mencapai ketinggian hingga 6 meter dan tentu saja pantai ini ramai dikunjungi para peselancar. Para surfer pemula juga dapat bermain dengan ombak di sekitaran Pantai Plengkung. Ada spot lain dengan ombak yang relatif tidak besar, namanya Pantai Batu Lawang. Spot ini cocok dijadikan tempat belajar beselancar sebelum menjajal ombak di G-Land yang sesungguhnya.
Ombak di Pantai Batu Lawang disebut dengan nama “twenty-twenty”. Artinya, peselancar membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai ke tengah dengan mendayung serta 20 menit sisanya menikmati gulungan ombak. Pantai ini sangat tepat untuk mencoba berselancar dengan ombak berketinggian 3-4 meter. Pantai Batu Lawang dapat dicapai dengan perjalanan kaki sekitar 20 menit.
Di Indonesia, terdapat sejumlah tempat berselancar dengan ombak yang menantang, misalnya Nias di Sumatera Utara, Pantai Cimaja di Sukabumi, hingga Bangko-Bangko di Lombok.

Kegiatan Menarik di Pantai Plengkung

Wisatawan yang datang ke Plengkung pada umumnya melakukan kegiatan berselancar. Para peselancar ini sebagian besar datang dari Bali karena lokasi Pantai Plengkung dapat diakses langsung dari Pantai Kuta Bali menggunakan speed boat.
Jika Anda tidak ingin bermain selancar di Pantai Plengkung Banyuwangi, Anda dapat menikmati panorama pantainya yang indah. Hamparan pasir putih, air laut biru dengan gelombang yang tak pernah putus-putus adalah serangkaian pesonanya yang menarik.
Pada sebuah rumah panggung di tepian pantai, Anda dapat menonton aksi mendebarkan para surfer meliuk-liuk dan berusaha menjinakkan keganasan ombak Plengkung. Rumah panggung ini memang khusus disediakan bagi para penonton. Anda disarankan untuk membawa teropong untuk dapat menikmati tontonan seru tersebut.
Di seputaran Pantai Plengkung Banyuwangi, terdapat pula sejumlah pantai lain yang dapat Anda kunjungi. Misalnya, Pantai Parang Ireng dengan air biru dan pasir putih kecoklatan.
Baca juga: Inilah 14 Tempat Wisata di Jawa Timur Paling Memikat

Hotel di Pantai Plengkung

Tidak ada hotel di seputaran Pantai Plengkung, tetapi Anda dapat menginap pada sejumlah “surf camp” yang ada di sana. Beberapa di antaranya yang paling populer adalah G-Land Surf & Resort, Joyo surf camp, dan Bobby’s surf camp. Ketiganya berkonsep “back to nature” dan memiliki fasilitas berstandar internasional.
G-Land Bobby Surf Camp
G-Land Bobby Surf Camp

Rute Perjalanan ke Pantai Plengkung

Pantai Plengkung dapat dicapai dengan perjalanan darat dari Surabaya menuju Banyuwangi. Anda juga dapat menggunakan moda transportasi udara, baik dari Jakarta, Jogja, Makassar, hingga Batam, untuk dapat mendarat di Bandara Blimbingsari dan tiba di Banyuwangi. Selanjutnya, Anda harus mengambil perjalanan menuju Taman Nasional Alas Purwo.
Perjalanan dari Banyuwangi menuju Plengkung dapat dilakukan melalui dua rute. Pertama, melewati rute Banyuwangi – Kalipahit – Pasar Anyar – Pancur. Di salah satu pos yang bernama Pos Pancur, Anda harus menaiki kendaraan 4-wheels drive karena kondisi jalan tidak mulus dan tidak mungkin dilewati oleh mobil biasa. Dengan rute ini, perjalanan akan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam hingga mencapai lokasi pantai.
Kedua, Anda dapat menggunakan jalur darat – laut melalui Benculuk. Dari Banyuwangi menuju Benculuk berjarak sejauh sekitar 35 kilometer. Dari Benculuk, Anda harus menuju Grajagan dan selanjutnya menyewa speed boat menuju lokasi Pantai Plengkung Banyuwangi

Air Terjun Kembar Kampung ANYAR

                Air Terjun Kembar Kampung ANYAR

AGOES SANTOSO Air Terjun Kembar Kampung Anyar di Dusun Kampunganyar, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
"YES!" segarnya udara dan air menyambut kedatangan kita. Sejenak aku terdiam untuk menghirup udara dalam dalam, rasa segar dan bersihnya udara terasa nyaman di dada. Di depan mata telah terpampang nyata air terjun yang tidak begitu tinggi tapi cukup indah karena terdiri tidak hanya satu air terjun saja melainkan ada 3 air terjun sekaligus yang berasal bukan dari aliran sungai melainkan langsung dari sumber mata air.

Ya sekarang kita berada di Air Terjun Kampung Anyar karena letaknya ketiga air terjun itu berdekatan dalam satu lokasi. Air terjun ini sering disebut sebagai Air Terjun Kembar atau Air Terjun Bersaudara tapi ada juga yang menyebutnya Air Terjun Kampung Anyar, Air Terjun Jagir dan Air Terjun Sumber Pawon.

Perjalanan dimulai dari Kota Banyuwangi, kota yang terkenal dengan sebutan Kota Gandrung. Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur, sekarang lagi tumbuh pesat di segala bidang termasuk pariwisatanya. Jadi untuk para pelancong nggak perlu ragu berkunjung ke Banyuwangi. Selain jaraknya yang dekat dengan Bali, potensi wisatanya pun nggak kalah bagus dengan Pulau Dewata mulai dari wisata alam, wisata budaya sampai wisata kuliner semua ada di sini.

Pagi itu kita memang mau menikmati keindahan Banyuwangi yang nggak jauh-jauh dari kota, jadi kita tetapkan untuk ke Air Terjun Kampung Anyar. Wisata yang baru saja dikenal ini katanya nggak kalah indah dan jaraknya pun nggak jauh arah ke Perkebunan Kalibendo atau jalan arah ke Kawah Ijen.

Air terjun ini terletak di Dusun Kampunganyar, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Jaraknya hanya kisaran 15 km dari pusat kota dengan waktu tempuh 15-20 menit dengan akses jalan yang bagus.

Akhirnya sampai juga kita. Setelah memarkir kendaraan kita langsung berjalan mengikuti petunjuk arah yang telah disediakan. Oh ya untuk masuk ke kawasan wisata ini kita tidak dipungut biaya apa pun alias free. Kita hanya dikenakan jasa parkir Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

Tidak lama kita berjalan melewati jalan setapak yang di kanan kiri sudah diberi pembatas kita pun sampai. Selama dalam perjalanan saya sempat melihat tebing yang kalau dilihat kontur tebingnya seperti pahatan intan yang tajam, bagus.

Di depan kita sudah terpampang tiga air terjun yang letaknya berdekatan, karena inilah orang juga menyebutnya Air Terjun Bersaudara. Air terjun ini berasal bukan dari aliran sungai tetapi muncul dari balik tebing. Air terjun ini berasal dari sumber mata air jagir, pawon dan buyut ijah. Dari ketiga air terjun ini yang paling menarik adalah Air Terjun Sumber Pawon. Dinamakan Air Terjun Sumber Pawon karena berasal dari mata air yang tepat dibelakang pawon (dapur) rumah penduduk.

Kontur air terjun yang melebar terlihat menarik, di bawah air terjun ini kita bisa berenang atau sekadar berendam. Kebayang kan bagaimana nikmatnya merasakan air yang masih murni dari sumber mata airnya dan dijamin kesegaran airnya akan menghilangkan semua ketegangan otot dan syaraf Anda.

Banyak yang bilang kalau Air Terjun Bersaudara ini bisa menghilangkan berbagai macam penyakit. Menurut saya sih sangat masuk akal karena kondisi pikiran kita yang rileks akan menjauhkan kita dari penyakit.

Ternyata Dusun Karang Anyar menyimpan sejuta pesona tidak hanya Air Terjun Sumber Pawon dan saudaranya saja tetapi kira-kira jarak 300 meter lagi ke arah hulu ada Air Terjun Kethagen, di mana airnya bersumber dari aliran Sungai Kalibendo. Air terjun ini ternyata cukup eksotis dengan ketinggian yang lebih tinggi dan aliran airlebih deras dibanding Air Terjun Bersaudara. Dijamin Anda akan dibuat takjub.

Untuk menuju air terjun ini Anda cukup berjalan kira-kira 300 meter ke arah hulu. Perjalanan tidak menempuh waktu yang lama tapi Anda diminta untuk ekstra hati-hati karena aliran arus sungai yang lumayan deras akan sangat menguji keseimbangan Anda.

Sebelum sampai ke Air Terjun Kethagen ini mata anda akan dimanjakan oleh tebing yang menurut saya indah karena bentuk tebingnya menyerupai potongan intan. Ternyata tebing ini yang saya lihat tadi sebelum menuju ke Air Terjun Kembar. Kalau dilihat dari kontur dan ketinggian tebing ini sangat mengundang para pecinta rappelling untuk beraksi.

Sampai di sana seraya menikmati keindahan air terjun jangan lewatkan untuk berendam karena kesejukan airnya dijamin akan menambah ketakjuban anda akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah puas bermain air kita putuskan untuk kembali. Karena waktu masih cukup maka kita putuskan untuk pulang melalui jalan yang berbeda yakni melewati Perkebunan Kalibendo yang terkenal dengan kesejukannya.

Pesan saya jangan pernah meninggalkan sampah apa pun di tempat yang Anda kunjungi. Budayakan untuk menjaga kebersihan di mana pun anda berada termasuk hindari corat-coret di area wisata. Tinggalkan saja kenangan indah di memori Anda atau abadikan dalam foto sehingga ketika Anda kembali tempat itu akan tetap bersih dan indah. 

AIR TERJUN LIDER

  AIR TERJUN LIDER

Air terjun Lider terletak pada lereng pegunungan berhawa sejuk dikawasan hutan lindung. Percikan buih air terjun menguraikan cahaya matahari menjadi spektrum warna pelangi yang menakjubkan dinatara rindangnya pohon dengan akar yang menjuntai.
Tumpahan Air Terjun Lider memiliki terjunan air setinggi 60 meter dengan ketinggian 1.300 meter diatas permukaan laut dan berasal dari mata air pegunungan. Di sisi air terjun utama juga terdapat 4 air terjun kecil yang merupakan bagian dari air terjun utama. Suasana di sekitar menjadi semakin eksotik dengan adanya dinding tebing berupa deretan batu berdimensi rata yang terlihat menggantung di antara dua jurang yang menghimpit air terjun tersebut. Dengan kondisi demikian tak pelak Air Terjun Lider merupakan air terjun terbaik dan sekaligus tertinggi di Banyuwangi.
Nama Air Terjun Lider diberikan karena lokasinya terletak di hutan lindung petak 74, Blok Lider, di lereng timur Gunung Raung di kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jambewangi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kali Setail, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat.
Untuk mencapai air terjun Lider medan yang dilalui cukup menantang dengan melewati beberapa tebing curam, menyeberangi sungai sebanyak 7 kali dan menembus hutan lindung yang masih terjaga keasriannya.
Jika Anda beruntung, beberapa hewan seperti kera, burung kupu-kupu, capung atau serangga lain akan dapat kita jumpai di hutan yang terkenal akan keanekaragaman flora dan faunanya ini.

Medan yang dilalui menuju air terjun Lider
Perjalanan menempuh medan sulit akan terbayar setelah tiba di lokasi terjun. Kemegahan tebing laksana tumpukan kristal-kristal alam yang tertata rapi dengan air terjun utama dengan ketinggian ± 100 meter dihiasi beberapa air terjun kecil membuat tempat ini nampak begitu indah dan perkasa.


RUTE MENUJU AIR TERJUN LIDER
Air Terjun Lider berada di  Dusun Sragi, Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Jalan menuju  tempat ini memang cukup sulit, melewati hutan dan perkebunan yang jalannya belum beraspal. Sehingga diperlukan jiwa petualangan untuk dapat mencapai tempat ini. Namun perjuangan berat Anda akan terbayar dengan keindahannya.
Dari kota Banyuwangi jaraknya kurang lebih sekitar 45 km. Untuk bisa sampai ke lokasi Air Terjuan Lider, Anda harus menuju ke  Kecamatan Genteng  terlebih dahulu.  Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi atau naik bus. Jika naik bus berhenti di Terminal lama Genteng.  Jika Anda datang dari arah Jember jaraknya sekitar 65 km menuju Genteng.
                                          GENTENG -> SEMPU -> SONGGON -> LIDER
Selanjutnya dari  Genteng  menuju Kecamatan Sempu sejauh 7 km. Dari Kecamatan Sempu perjalanan dilanjutkan melalui Desa Jambewangi menuju Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon sejauh 7 km. Sesampai di dukuh Lider, Anda masih harus melanjutkan perjalanan sejauh 3 km menuju ke batas akhir perkebunan cengkeh, dimana terdapat jalan masuk ke Air Terjun Lider. Di pos 1 kawasan perkebunan, Anda diminta mengisi daftar kunjungan lengkap dengan keperluannya.
Sesampai di pemukiman warga kita harus memarkirkan kendaraan. Setelah itu kita berjalan kaki menuju lokasi air terjun melintasi jalan setapak selebar setengah meter di sisi tebing jurang dan enam sungai di tengah hutan. Kondisi jalan setapak ini sudah tertata rapi lengkap dengan petunjuk jalannya, namun cukup licin dan berliku.  Jarak pos dengan lokasi air terjun sekitar 1 km.

Jalan alternatif lain menuju Air Terjun Lider adalah melalui Desa Sragi, Kecamatan Songgon yang berjarak sekitar 8 km dari perkampungan warga. Selama perjalanan Anda akan dimanjakan dengan udara yang terasa segar dan sejuk. Deretan tanaman pinus, karet dan tebu juga akan terlihat. Jika sudah sampai di perkampungan dan pabrik di desa Bejong, terdapat pos penjagaan di pertigaan jalan, lalu belok ke kiri dan ikuti jalan nya sampai menemukan perkampungan lagi, ini menjadi tempat pemberhentiaan terakhir untuk memarkir kendaraan, sebelum melanjutkan perjalanan ke air terjun Lider dengan berjalan kaki. Perjalanan menuju air terjun akan melewati lahan kebun terlebih dahulu lalu turun ke sungai, menyusurinya, terkadang harus menyeberanginya. Di tengah perjalanan, jika arah Anda benar, akan bertemu air terjun kecil.

Jika Anda datang dari kota Banyuwangi, rute Sragi ini melewati Kecamatan Singojuruh, sedangkan jika dari arah Jember atau Genteng melewati Desa Temuguruh. Titik beloknya adalah pertigaan pasar Gendoh, yaitu sebelah utarama Stasiun kereta api Temuguruh, lalu masuk ke barat menuju Pasar Desa Sragi yang berjarak sekitar 17 km. Dari pasar Desa Sragi lanjutkan perjalanan menuju Bejong sejauh 8 km.

Baik melalui Sempu maupun Sragi, kondisi jalan di dua jalur tersebut sama-sama kurang nyaman, sebab selain tidak beraspal, jalannya juga sangat rusak. Terlebih di musim hujan. Jadi, ini memang wisata petualangan yang tidak cocok bagi si manja. Karena dibutuhkan kemauan dan persiapan fisik yang baik untuk mencapainya.

TIPS MENUJU AIR TERJUN LIDER
- Pastikan kondisi kendaraan anda seluruhnya dalam keadaan baik karena medan yang dilewati sangatlah sulit dengan batu gunung runcing hampir di sepanjang jalan yang bisa membuat  Anda frustrasi.
- Air terjun Lider dicapai dengan mengikuti alur daerah aliran sungai yang mengarah pada air terjun itu sendiri. Sehingga perjalanan memerlukan kesiapan fisik untuk naik turun menyeberangi sungai secara zig-zag guna mencari jalur yang paling aman. Di beberapa tempat Anda harus turun dan naik pada tepian dengan kemiringan sekitar 60° sambil berpegangan pada akar tanaman liar.
- Anda mungkin harus berhati-hati dengan lintah/pacet yang ada di sini. Musim hujan mereka akan menempel tanpa terasa pada awalnya. Untuk berjaga, sebaiknya Anda membawa tembakau atau alkohol, agar lintah/pacet bisa dengan mudah dilepaskan. Bawa juga plaster luka, karena tidak ada yang menjamin Anda tidak akan terluka dalam perjalanan.
- Anda juga harus berhati-hati dengan tumbuhan Lateng, yaitu tumbuhan yang memiliki daun dengan bulu halus yang apabila mengenai kulit akan memberikan sensasi gatal pedih seperti tertusuk. Rasa ini akan berlangsung cukup lama dan mengganggu perasaan anda. Jadi, sebaiknya Anda memakai celana dan baju/kaos lengan panjang.
- Berhati-hatilah saat menyeberangi sungai karena bebatuannya cukup dingin dan licin, dan beberapa titik arus cukup kuat untuk menarik kaki dan membuat kita terpeleset. Amankan barang elektronik seperti ponsel atau kamera agar tidak tercebur ke dalam sungai.
- Sebaiknya tidak datang pada musim hujan, karena medannya semakin berat . Dan jika menggunakan sepeda motor sebaiknya jangan memakai motor matic

Kawah Gunung Ijen

Kawah Gunung Ijen Tempat Melihat Blue Fire di Indonesia

Kawah Ijen | Kali ini twisata akan membahas keindahan Kawah Ijen, yang menyimpan segudang pesona keindahan alam Indonesia dan akan membuat siapa saja yang melihatnya terpukau. bagi Anda yang belum pernah mengunjungi tempat ini, mungkin ulasan berikut ini bisa menjadikan referensi sebelum Anda mengunjunginya. Ok dari pada lama - lama kita langsung mengulasnya.
Kawah Ijen merupakan sebuah kawah ter-asam di dunia. Memiliki dinding kaldera setinggi 300-500 meter sedangkan luasnya mencapai 5.466 hektar. Untuk ukuran kawahnya sendiri kurang lebih 20 km. Kawah tersebut memiliki kedalaman sekitar 300 meter di bawah dinding kaldera. Tak pernah terbayangkan jika Indonesia yang sangat kita cintai ternyata memiliki pesona alam yang dapat kita banggakan di mata dunia. Khususnya warga Banyuwangi – Jawa Timur, yang tentunya sangat beruntung tinggal di berdekatan dengan Kawah Ijen.
Blue Fire Kawah Ijen
Nama Ijen mulai dikenal dunia sejak kedatangan dua turis asal Perancis, Nicolas Hulot dan istrinya Katia Kraft, padatahun 1971. Mereka menuliskan kisah pesona Kawah Ijen beserta kerasnya kehidupan para penambaang bongkahan belerang di majalah Geo, Perancis. Dua hal inilah yang Menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan dan fotografer dunia.
Dari segi panorama alam, Anda tak perlu khawatir, karena wisata ini memiliki pesona alam yang sangat indah. It’s so beautiful scenery. Di pagi hari, Anda akan disuguhkan pemandangan sunrise yang sangat menakjubkan. Selain itu, sinar matahari pagi yang menyinari kawah akan dipantulkan sehingga membentuk warna kemilau hijau toska dari permukaannya. Namun Anda harus berhati - hati air kawah yang terlihat sangat tenang tersebut ternyata berbahaya looo. Pasalnya, air belerang di Kawah Ijen memiliki volume air sekitar 200 juta meter kubik dan panasnya mencapai 200 derajad, sehingga ketika kita nekat untuk masuk kesana, pakaian kita akan meleleh, bukan hanya itu, bahkan kita sendiri juga akan meleleh. Jadi jangan coba - coba untuk bermain – main mendekati Kawah Ijen yaaaa.
Di sisi tenggara Kawah Ijen terdapat lapangan solfatara yang selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang cukup tinggi sehingga tak jarang dapat menimbulkan bau yang sangat menyengat. Sedangkan di bagian barat terdapat bendungan air yang merupakan hulu dari Kali (Sungai) Banyupait. Bendungan ini juga mempunyai daya tarik yang tak kalah bagusnya, namun pengunjung jarang mendatanginya, dikarenakan untuk menuju kesana, jalan yang harus dilewati cukup sulit dan sering terjadi longsor. Bendungan yang ada di dekat Kawah Ijen merupakan bangunan beton yang dibangun sejak masa pemerintahan Belanda. Dahulu bendungan ini berfungsi untuk mengatur level air danau agar tidak terjadi banjir asam. Namun sekarang sudah tidak berfungsi lagi, karena air tidak pernah mencapai pintu bendungan, sehingga mengakibatkan terjadinya rembesan air danau di bawah bendungan.
Pada dini hari objek wisata Kawah Ijen kembali menyuguhkan keindahan yang fantastis. Dari cairan belerang yang mengalir tiada henti di bawah kawah menimbulkan pancaran api berwarna biru ( blue fire ). fenomena ini cuman ada dua di Dunia yang pertama di Islandia dan yang ke dua ada di Indonesia. Wah keren yaaaaaaaa ?. Untuk menikmati penorama alam ini Anda harus mendaki Gunung Ijen yang dimulai sekitar jam 02.00 WIB dari pintu masuk ( Paltuding ), dengan menahan dinginya udara pegunungan yang suhunya mencapai 10 derajad celcius, bahkan bisa mencapai 2 derajad celcius. Tetapi itu ini tidak akan terasa dengan suguhan pemandangan yang akan Anda lalui selama perjalanan mendaki.
Kawah Ijen merupakan kawah gunung yang digunakan untuk tempat penambangan belerang yang ada di wilayan kabupaten Banyuwangi - Jawa Timur, yang juga merupakan tempat penambangan belerang terbesar di Indonesia dan pengolahanya masih menggunakan cara tradisional. Kawah Ijen mempunyai sublimat belerang yang tidak akan pernah habis, karena dapat keluar secara terus menerus dengan sendirinya. Sublimat belerang ini bermanfaat untuk berbagai keperluan industri kimia selain itu juga bisa digunakan untuk bahan penjernih gula.
Banyak dari wisatawan yang telah mengunjungi tempat ini berpendapat bahwasanya, dengan mengunjungi kawah Ijen kita akan lebih menghargai kehidupan. Bagaiman tidak, pengunjungi yang kesini akan banyak melihat para penambang yang berlalu – lalang menjajaki sekitar kawah dengan membawa beban belerang yang sangat berat. Penambang tersebut masih menggunakan cara tradisional. Lelehan belerang disalurkan melalui pipa yang berasal dari sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas inilah yang dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna kemerah – merahan . Belerang tersebut akan membeku berwarna kuning. Bekuan inilah yang akan diambil oleh pekerja tambang.
Biasanya para penambang belerang melakukan pekerjaanya dengan berjalan kaki, menuruni kaldera sejauh 3 km untuk mengambil belerang. Itu buukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena mereka masih harus menggali terlebih dahulu dengan menggunakan alat seadanya. Kemudian betu – batu tersebut dipecah dan diletakkan pada dua keranjang sama besar. Seorang penambang belerang bisa memikul batu seberat 100 kg. Hal ini bukan beban yang ringan dan mudah untuk dilakukan. selain itu untuk mengantisipasi bau menyengat dari asap belerang mereka menggunakan alat pernapasan seadanya yang digunakan sebagai masker pelindung.
Mereka memikul batu tersebut menuju Pos Bundar. Disinilah mereka akan menimbang hasil tambang belerangnya. Di pos inilah Anda bisa menyaksikan betapa kerasnya kehidupan mereka. Beberapa dari mereka terlihat sedang meregangkan otot di keteduhan pohon yang rindang, dan lainnya, mengemasi bongkahan batunya kedalam karung untuk kemudian dipikul menuju truk pengangkut. Seperti siswa sekolah yang pada pagi hari di absen oleh gurunya, merekapun dipanggil satu persatu untuk menimbang muatannya, kemudian mengubahnya ke dalam rupiah pada saat itu juga.
Harga untuk tiap satu kilogram bongkahan batu belerang sebesar Rp. 330,- namun setelah dibawa ke truk harganya bisa mencapai Rp. 1.330,-. Selisih yang cukup besar, penghasilan yang mereka dapat tidak sebanding dengan bahaya yang mereka dapatkan dalam mempertaruhkan nyawa. Mengingat sulitnya pekerjaan yang mereka lalui, dalam sehari seorang penambang hanya mampu mengangkut dua kali. Pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa seperti ini mereka lakukan guna mencukupi kehidupan sehari – hari. Jadi apabila Anda kesana, janganlah enggan menyapa mereka. dan membaurkan dengan para penambang, meski pekerjaan terasa sangatlah berat, namun mereka tetap ramah dan santun, serta akan memberikan jawabaan atas semua pertanyaan yang ingin Anda ketahui.

Sejarah Ijen Jaman Dahulu

Dahulu, Pegunungan Ijen merupakan bagian dari kerajaan Blambangan. Nama Blambangan mencuat dalam sejarah ketika rajanya yang bernama Menak  Jinggo menolak mengakui kekuasaan Majapahit. Sehingga menyebakan peperangan antara kerajaan Blambangan dan kerajaan Majapahit. Menak Jinggo berhasil dikalahkan oleh Dhamarwulan, pemuda dari rakyat biasa yang mampu bertarung dan menghabisi musuh – musuhnya. Dengan kegigihan Dhamarwulan akhirnya dia dapat mempersunting Ratu Majapahit, Dewi Kencono Wungu, dan menjadi raja. Setelah kalah, pegunungan Ijen kian menjadi bagian dari kerajaan Majapahit, yang sampai sekarang terkenal dengan kejayaannya.
Nama Ijen juga disebut–sebut ketika seorang pangeran dari Kerajaan Wilis, bergerilya melawan VOC dari balik lereng pegunungan Ijen pada tahun 1722. Ijen merupakan tempat yang paling ideal untuk persembunyian bagi para pemberontak. Tanahnya yang berkelok dan di penuhi hutan lebat, memang sangat menakutkan, bahkan terkesan angker. Wilayah ini pun kononnya tidak bertuan.
Wilayah Ijen mulai tersentuh ketika seoraang penguasa dari Belaanda menyewakan tanah di Indonesia kepada seoraang kapten dari Cina, Han Ki Ko, yaang tinggal di Surabayaa serta terkenal sangat kaya. Tanah yang disewakan ini juga termasuk wilayah Besuki, Panarukan, Probolinggo dan sekitarnya. Untuk menarik mina tpekerja, kompeni tersebut membagi–bagikan beras secara gratis pada saat penduduk mengalami kelaparan. Maka datangalah beribu – ribu pekerja asal Madura dalam waktu yang singkat. Para pekerja tersebut mulai menanam segala macam sayuran dan padi dengan menggunakan sistem irigasi. Namunpada tahun 1813 para pekerja tersebut melakukan pemberontakan dengan dipelopori oleh Kiai Mas.
Akhir abad ke-19 Belanda memaksa membuka kembali lahan tersebut untuk dijadikan perkebuanan kopi daan karet. Didatangkan lagi ribuan pekerja asal Madura. Dengan hal ini, maka  terciptalah ‘Madura kecil’ yang menjadi pusat pemukiman orang Madura. Mereka membawa adat, budaya, dan bahasanya. Madura kecilini, samapi saat ini masih bisa kita jumpai di sebagian wilayah Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Itulah sekelumit cerita tentang pegunungan Ijen pada zaman dahulu.

Rute Perjalanan Ke Kawah Gunung Ijen

Tapi saat ini kita tak perlu khawatir dengan akomodasi untuk bisa sampai ke Kawah Ijen. Pasalnya untuk menuju ke satu destinasi yang ada di Banyuwangi ini sudah dimudahkan, sehingga bukan hal yang sulit lagi untuk pada pengunjung bisa sampai kesana.  apalagi dukungan dari pemerintah setempat yang sangat besar untuk kemajuan dunia pariwisata yang ada di Banyuwangi. Bagi Anda yang berasal dari luar kota Anda bisa mengunjungi tempat ini dengan menggunakan akomodasi pesawat terbang yang bisa transit di Bandara Juanda Surabaya untuk jalur penerbangan Internasional, atau bisa juga langsung transit di Bandara Blimbingsari Banyuwangi untuk jalur penerbangan lokal. setelah itu anda bisa menggunakan sarana transportasi darat.
Untuk rute pertama yang bisa Anda lalui dengan melakukan perjalaanan darat yaitu dari Banyuwangi menuju kecamatan Licin yang berjarak sekitar 15 km. Di rute ini, Anda bisa menggunakan kendaraan bermotor roda dua ataupun roda empat. Dari Kecamatan Licin, menuju patulding sekitar 18 km. Dari sini Anda bisa menyewa kendaraan bermotor jenis jeep double gardan karena jalan yang dilalui cukup berkelok dan menanjak. Perjalanan yang dilalui sekitar 1 jam barulah Anda akan sampai di Patulding yang merupakan pintu masuk untuk bisa ke Kawah Ijen.
Selain itu bagi Anda yang transit di Surabaya, Anda bisa melewati rute utara, yakni dari Situbondo menuju kecamatan Sempol – Bondowoso melalui Wonosari. Kemudian dilanjutkan perjalanan ke patulding. Rute ini lebih mudah dilalui dan jalan masih mulus sehingga Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi tanpa harus menyewa mobil jeep. Jarak antara Situbondo menuju patulding sekitar 93 km.
Setelah sampai di Patulding, Anda bisa berjalan kaki sejauh 3 km menuju kawah Ijen. Pemandangan di rute ini sangat mempesona, denagan barisan pohon pinus dan pohon kopi yang tertata rapi menyabut siapa saja yang melewatinya.

Kegiatan Yang Bisa Dilakukan

Paket Wisata Kawah Ijen
Menikmati susana pegunungan menjadi daya tarik tersendiri bagi Anda yang berkunjung ke Kawah Ijen, tidak hanya itu pesona Sunrise yang ditawarkan di kawah ijen juga sangat mempesona, dan yang paling dinanti - nanti dari pengunjung yang datang kesini adalah bisa menyaksikan secara langsung fenomena alam Blue Fire di Kawah Ijen yang bisa Anda nikmati pada dini hari sampai pukul 05.00 WIB.
Tidak hanya itu pemandangan lain yang bisa anda temui adalah fenomena alam yaitu pemandangan Danau kawah yang berwarna hijau kebiru biruan. yang akan menghipnotis setiap pengunjung yang datang kesana. Para pengunjung yang datang kesini juga bisa menyaksikan proses penambangan belerang, tidak hanya itu didekat Kawah Ijen Anda dapat mengunjungi agrowisata, dan disini Anda akan ditunjukkan bagaimana cara pengolahan kopi yang sesungguhnya.

Kuliner Dan Oleh - Oleh

Untuk kuliner kebanyakan adalah makanan khas dari Banyuwangi salah satunya adalah Rujak Soto, yaps makanan ini merupakan perpaduan antara rujak cingur dan soto babat. Namun ini bukan sembarang rujak, petisnya terasa keset dan lebih nikmat dibandingkan dengan petis biasanya. Ditambah taburan kerupuk mlinjo dan kerupuk udang diatasnya, sangat menggugah selera. Untuk mencarinya tadaklah sulit, karena kebanyakan dijual di warung – warung di Banyuwangi.
Tidak hanya itu, ada satu lagi yang menjadi makanan khas masyarakat Banyuwangi, yaitu Sego (nasi) Tempong. Sepiring nasi dengan sambal khas serta berbagai macam lauk pada umumnya disajikan menjadi satu. Ada yang unik dari kuliner yang satu ini, citarasa sambal trasi yang lekat dengan rasa pedasnya, sampai – sampai orang yang menyantapnya seperti di Tempong atau Ditampar. Dari sinilah muncul istilah nasi tempong yang memikat lidah para penikmatnya.
Selain itu pengunjung juga dapat menikmati hidangan campur – campur ala Banyuangi, seperti pecel rawon, pecel kare, dan rujak bakso. Dan jangan khawatir, harga terjangkau dan gak bakalan bikin kantong Anda kering. Penasaran seperti apa? langsung saja capcuzz deh.
Oleh Oleh yang bisa didapat apabila Anda ke Kawah Ijen adalah souvenir yang terbuat dari belerang, banyak dari penambang belerang yang membuat kerajinan tersebut sehingga membentuk sebuah boneka atau tulisan yang kesemuanya lucu - lucu dan bertemakan Ijen tentunya.

Tips Berwisata Ke Kawah Ijen

1. Pilih Waktu Yang Tepat ( Musim Kemarau )

Waktu terbaik bila ingin mengunjungi wisata ini adalah pada musim kemarau, karena jalan yang di lalui relatif lancar. Berbeda jika kita berkunjung pada musim penghujan, jalan yang dilalui akan licin dan sering terjadi longsor serta sering tertutup kabut yang cukup tebal. dan apabila Anda berkeinginan untuk mendapatkan pemandangan terbaik, Anda harus mulai mendaki sekitar pukul 03.00 dan perkiraan sampai pada pukul 4.30 sehingga Anda dapat menyaksikan fenomena Blue Fire di Kawah Ijen.

2. Siapkan Kondisi Fisik

Siapkan fisik dan perlengkapan untuk trekking secara penuh, karena perjalanan untuk mengelilingi kaldera dibutuhkan waktu sekitar 10 jam dengan berjalan kaki.

3. Menyewa Pemandu Lokal

Agar kita tetap aman dalam melewati rute perjalanan yang menanjak Anda dapat menggunakan jasa pemandu lokal yang ada disana, nantinya Anda akan terbantukan dan tidak akan tersesat karena mereka sudah hafal jalan dan bagian manakah yang baik untuk sesi pemotretan.

4. Persiapkan Perlengkapan Traking

Persiapan pribadi yang diperlukan antara lain Air Minum, Obat - Obatan, Masket, Sapu Tangan Basah Jaket, Sarung Tangan, Topi Kerpus, Sepatu Bot untuk pendakian, Tongkat, Tenda ( kalau ingin bermalam di area Paltuding ), hal ini dipersiapkan karena rute perjalanan nantinya adalah rute pendakian.

5 Mentaati Peraturan Yang Ada

Taatilah peraturan dan rambu - rambu yang ada agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Terutama untuk tidak turun ke dinding kawah, karena berhubungan dengan keselamatan diri sendiri.
Itulah ulasan mengenai Wisata Kawah Gunung Ijen Tempat Melihat Blue Fire di Indonesia, semoga ulasan tadi bisa menjadi referensi untuk Anda yang akan mengunjungi tempat ini.